Padang, 22 Oktober 2025 – Program Studi Musik Film Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat pendidikan musik berbasis teknologi melalui kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Workshop Musik: Penguatan Program Studi melalui Workshop Teknologi Musik Digital.” Kegiatan ini dilaksanakan oleh Vindo Alhamda, S.Sn., M.Sn., selaku dosen dari Musik Film ISI Padangpanjang yang menjadi pembicara di Program Studi Pendidikan Musik Universitas Negeri Padang. Rangkaian kegiatan tersebut diikuti oleh dosen serta mahasiswa dari berbagai jenjang. Kehadiran teknologi dalam industri kreatif telah mengubah cara komposer dan pendidik musik bekerja, sehingga kemampuan menguasai perangkat produksi berbasis digital menjadi kompetensi yang semakin penting. Hal ini sejalan dengan pandangan Cook (2023), yang menyatakan bahwa “The modern composer must be literate not only in musical language, but also in the technological platforms that sustain contemporary creative production.” (Komposer masa kini harus melek huruf tidak hanya dalam bahasa musik, tetapi juga dalam platform teknologi yang mendukung produksi kreatif kontemporer).

Workshop ini dirancang sebagai upaya memperluas pemahaman peserta mengenai praktik film scoring modern, khususnya dalam memadukan kreativitas musikal dengan pemanfaatan teknologi seperti Digital Audio Workstation (DAW), virtual instrument, dan teknik produksi kontemporer. Melalui pemaparan materi, demonstrasi, dan praktik langsung, peserta diperkenalkan pada konsep dasar komposisi musik untuk media audiovisual, pemahaman spotting session, penyusunan cue, hingga proses membangun mood dan narasi musikal yang mendukung visual. Pandangan bahwa musik tidak hanya menjadi pelengkap, tetapi juga pemakna ulang citra visual sesuai dengan pemikiran Chion (2019) yang menegaskan bahwa “Film music operates as both a narrative signifier and an affective force that reshapes the viewer’s perception of image and story.” (Musik film berfungsi sebagai penanda naratif dan kekuatan afektif yang membentuk kembali persepsi penonton terhadap gambar dan cerita).
Selama pelatihan, peserta memperoleh pengalaman menyusun musik untuk adegan film secara langsung, mulai dari membaca struktur dramatik hingga menentukan palet bunyi yang tepat untuk memperkuat suasana visual. Proses analisis hasil karya dan refleksi kelas menjadi bagian penting dalam memperkuat pendekatan kreatif, sekaligus menempatkan teknologi sebagai sarana yang membantu mempercepat dan memperluas kemungkinan eksplorasi musikal. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam kemampuan peserta memahami dramaturgi visual, membangun logika komposisi, serta menggunakan perangkat digital secara efektif untuk kebutuhan produksi musik audiovisual.

Kegiatan ini juga menjadi langkah strategis dalam memperkuat kolaborasi akademik antara ISI Padangpanjang dan Universitas Negeri Padang, sekaligus mendukung pengembangan pendidikan seni yang adaptif terhadap tantangan industri kreatif hari ini. Program Studi Musik Film ISI Padangpanjang berkomitmen untuk terus mengembangkan kegiatan serupa melalui riset, pengabdian, dan kerja sama lintas institusi. Melalui langkah ini, program studi ini berharap dapat menjadi pusat pengembangan literasi musik digital yang mampu menjawab kebutuhan dunia industri dan pendidikan seni di Indonesia.
Ditulis oleh Rama Anggara, M.Sn.
